Judul komik yang Anda maksud adalah “Obelix and Co.” (judul asli: Obélix et Compagnie), yang merupakan volume ke-23 dalam seri Asterix.
Komik ini menyajikan parodi cerdas tentang kapitalisme, pemasaran, dan devaluasi mata uang.
Sinopsis Komik “Obelix and Co.”
Latar Belakang:
Setelah upaya militer dan psikologis (seperti di komik Sang Penghasut) gagal menaklukkan desa Galia, Julius Caesar mencari strategi baru. Seorang lulusan “Sekolah Ekonomi Romawi” yang ambisius bernama Cowokus Kemayus (Caius Preposterus) mengusulkan ide brilian: menghancurkan desa Galia bukan dengan kekerasan, melainkan dengan kapitalisme. Tujuannya adalah membuat orang Galia menjadi kaya, malas, dan terasimilasi dengan gaya hidup Romawi.
Rencana Bisnis:
Cowokus Kemayus memulai rencananya dengan mendekati individu yang paling sederhana dan mudah dimanipulasi di desa: Obelix. Dia berpura-pura sangat tertarik pada menhir buatan Obelix, dan setuju untuk membelinya dengan harga yang sangat tinggi.
Booming Menhir:
Obelix, yang kini memiliki uang dalam jumlah besar (sestertius Romawi), menjadi penjual menhir eksklusif. Cowokus Kemayus terus membeli menhir dari Obelix dengan harga yang semakin tinggi, dengan harapan menciptakan “selebriti” desa yang akan ditiru oleh orang lain.
Masyarakat Konsumtif:
Rencana itu berhasil:
- Iri Hati: Istri-istri para pria desa (dipimpin oleh Istri Kepala Desa, Impedimenta) mulai menekan suami mereka untuk menjadi “sukses” dan kaya seperti Obelix.
- Perubahan Gaya Hidup: Obelix mulai mengubah gaya hidupnya, berburu lebih banyak babi hutan untuk uang daripada untuk makan, dan bahkan membeli barang-barang mewah dan pakaian konyol Romawi. Ia menjadi sombong dan sibuk berbisnis.
- Persaingan Usaha: Asterix dan Dukun Panoramix memutuskan untuk memberikan pelajaran kepada Obelix dan warga desa. Mereka mendorong semua orang di desa untuk ikut membuat menhir dan menjualnya kepada Romawi, dengan Panoramix memberikan ramuan ajaib untuk mempercepat produksi.
Krisis Ekonomi:
Desa Galia pun berubah total. Semangat pejuang digantikan oleh semangat kewirausahaan, dengan semua orang berfokus pada produksi menhir. Pasar dibanjiri menhir dari Galia. Di Roma, Cowokus Kemayus kesulitan menjual menhir-menhir tersebut, karena benda itu tidak memiliki nilai praktis (tidak ada yang mau membeli tumpukan batu besar).
Akhir Permainan:
- Devaluasi: Karena pasokan menhir yang membanjiri pasar, harga sestertius Romawi (mata uang yang digunakan untuk membeli menhir) di Galia menjadi tidak berarti.
- Konflik Internal: Cowokus Kemayus akhirnya menyerah dan berhenti membeli menhir. Para penduduk desa, yang kini hanya memiliki tumpukan uang yang tidak berharga dan banyak menhir, berbalik marah kepada Obelix dan mulai berkelahi.
- Kembali Normal: Pertempuran internal ini secara ironis mengembalikan suasana desa seperti sedia kala (mereka kembali berkelahi untuk hal-hal sepele). Asterix dan Panoramix pun senang.
- Serangan Akhir: Untuk mengakhiri masalah ini sepenuhnya, para penduduk desa (sebagai pejuang, bukan pedagang) memutuskan untuk menyerang kamp Romawi terdekat, menghancurkan sisa-sisa proyek bisnis yang gagal tersebut.
Komik ditutup dengan pesta perjamuan tradisional, di mana semua orang menyadari bahwa meskipun kapitalisme menawarkan uang, itu tidak dapat membeli kebahagiaan atau kebebasan Galia.