Kisah ini dibuka dengan musibah besar di desa Galia. Obelix, yang selalu dilarang meminum Ramuan Ajaib karena efeknya akan permanen dan tak terduga (ia sudah terendam dalam kuali saat bayi), akhirnya tidak bisa menahan godaan. Diam-diam, ia menenggak satu panci penuh ramuan Dukun Panoramix. Akibatnya fatal: Obelix langsung berubah menjadi patung batu granit besar.
Sementara desa Galia sedang panik, kapal pribadi Julius Caesar tiba-tiba mendarat di pantai desa. Kapal itu ternyata dicuri oleh sekelompok budak yang melarikan diri, dipimpin oleh seorang pemberontak bernama Spartakis. Mereka mencari perlindungan di desa Galia.
Panoramix berhasil menyelamatkan Obelix dari wujud batu, tetapi efek ramuan yang berlebihan membuatnya kembali ke wujud permanen yang lain: anak kecil. Meskipun kini bertubuh anak-anak, Obelix masih memiliki kekuatan supernya, yang membuatnya tampak sangat konyol.
Sadar bahwa ia tidak memiliki penawar untuk kondisi ini, Panoramix memutuskan bahwa satu-satunya harapan Obelix adalah bepergian ke Atlantis, pulau mistis yang diyakini merupakan rumah bagi pendeta agung yang dapat menyembuhkannya. Asterix, Panoramix, Obelix (dalam wujud anak-anak), dan para budak yang melarikan diri (beserta Kapal Galai Caesar yang dicuri) pun berlayar.
Pelayaran mereka berubah menjadi pengejaran komedi di Laut Mediterania. Armada Romawi, yang dipimpin oleh Laksamana Crustacius, mati-matian mengejar kapal Caesar yang dicuri. Selama pelayaran, Asterix dan kawan-kawan berhasil mengalahkan Romawi berkali-kali, meskipun mereka harus waspada karena persediaan Ramuan Ajaib mereka semakin menipis.
Sesampainya di Atlantis, mereka bertemu dengan pendeta Absolutlifabulos. Namun, ternyata pendeta itu sendiri adalah korban Ramuan Ajaib yang berlebihan—ia menjadi raksasa yang tidak bahagia dan ingin pergi dari Atlantis. Absolutlifabulos setuju untuk menyembuhkan Obelix.
Setelah melalui ritual penyembuhan, Obelix akhirnya kembali ke ukuran normalnya yang besar dan kuat. Asterix dan Obelix, bersama para budak yang kini bebas, berlayar kembali ke Galia, sekali lagi mengalahkan sisa armada Romawi.
Di akhir cerita, Kapal Galai Caesar yang sudah rusak parah dikembalikan. Caesar, yang sangat marah karena malu, memutuskan untuk mengubah kapal pribadinya menjadi monumen di Roma, sementara Laksamana Crustacius dihukum menjadi tukang sapu arena. Desa Galia pun mengadakan perjamuan meriah untuk merayakan kembalinya Obelix yang sehat dan kuat.